Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 01 Februari 2015

GAYA BELAJAR



a.   Pengertian Gaya Belajar

Dalam proses belajar, sangatlah menguntungkan jika pengajaran yang dilakukan sesuai dengan kemampuan menyerap informasi yang dimiliki siswa. Kemudian akan lebih baik lagi jika proses pengajaran yang terjadi sesuai dengan gaya belajar atau kemampuan siswa dalam mengatur dan mengolah informasi dan pengetahuan yang diterimanya.
Nasution (2005: 94), mengungkapkan bahwa “gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, cara berpikir, dan memecahkan soal”. Sementara itu, menurut Dun dan Dun (1978) dalam Prashnig (2007: 31), “gaya belajar adalah cara manusia mulai berkonsentrasi, menyerap, memproses, dan menampung informasi yang baru dan sulit”.
Menurut DePorter dan Hernacki (2013: 112), ”Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi”. Sedangkan gaya belajar (learning style) menurut Fleming dalam Hawk dan Shah (2007) adalah sebuah karakteristik individu yang meliputi bagaimana mereka berkumpul, berorganisasi, dan berpikir tentang informasi.
Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda. Gaya bersifat individual bagi setiap orang, dan untuk membedakan orang yang satu dengan yang lain.  Dengan demikian, secara umum gaya belajar diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaan-kepercayaan, pilihan-pilihan, dan perilaku-perilaku yang digunakan oleh individu untuk membantu dalam belajar mereka dalam situasi yang telah dikondisikan (Ghufron dan Risnawita, 2013).
Dari pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya belajar merupakan cara yang dilakukan oleh siswa secara konsisten dalam merespon stimulus dan informasi dalam proses pembelajaran.

b.   Macam-macam Gaya Belajar

Ada baiknya setiap guru mengetahui tipe belajar setiap siswa agar kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Pengetahuan tipe belajar siswa ini akan bermanfaat bagi guru dalam menerapkan pembelajaran individual yang tepat sesuai tipe belajar siswa.
Menurut Marno dan Idris (2012: 151),
Pada umumnya ada tiga tipe belajar siswa (1) visual, dimana dalam belajar, siswa tipe ini lebih mudah belajar dengan cara melihat atau mengamati, (2) auditori, dimana siswa lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan, dan (3) kinestetik, dimana dalam pembelajaran siswa lebih mudah belajar dengan cara melakukannya.

1)      Gaya Belajar Visual
Gaya belajar ini akan mudah menyerap informasi melalui visual atau melihat, baik yang diciptakan maupun yang pernah dilihat. Apa yang dilihat oleh siswa mempunyai pengaruh bagi proses belajar siswa, seperti gambar, warna, potret ataupun diagram. Menurut Prasnig (2007), siswa dengan gaya belajar visual belajar dengan cara membaca, melihat dan membuat visualisasi.
 Menurut DePorter dan Hernacki yang diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman (2013: 116), seseorang yang memiliki gaya belajar ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a)       Rapi dan teratur
b)       Berbicara dengan cepat
c)       Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
d)       Teliti terhadap detail
e)       Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi
f)        Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka
g)       Mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar
h)       Mengingat dengan asosiasi visual
i)        Biasanya tidak terganggu oleh keributan
j)        Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya
k)       Pembaca cepat dan tekun
l)        Lebih suka membaca daripada dibacakan
m)     Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek
n)       Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara ditelepon dan dalam rapat
o)       Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
p)       Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat atau tidak
q)       Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
r)        Lebih suka seni daripada musik
s)       Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata
t)        Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan

Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Rose dan Nicholl yang diterjemahkan oleh Dedy Ahimsa (2003: 133), bahwa ciri-ciri orang yang mempunyai gaya belajar visual yaitu:
a)       Suka membaca (menyukai/menikmati bacaan), menonton televisi, menonton film (pergi ke bioskop), menerka teka-teki atau mengisi TTS, lebih suka membaca ketimbang dibacakan. Lebih suka memperhatikan ekspresi wajah ketika berbicara dengan orang lain atau membacakan bacaan kepadanya.
b)      Mengingat orang melalui penglihatan –“tak pernah lupa wajah”. Mengingat kata-kata dengan melihat dan biaanya bagus dalam mengeja atau melafalkan – tetapi perlu waktu lebih lama untuk mengingat susunan atau urutan abjad jika tidak disebutkan awalnya.
c)       Kalau memberi/menerima penjelasan arah lebih suka memakai peta atau gambar
d)      Selera pakaian: bergaya, penampilan penting, warna pilihannya sesuai, tertata atau terkoordinasi.
e)       Menyatakan emosi melalui ekspresi muka.
f)       Menggunakan kata dan ungkapan seperti: melihat, menonton, menggambarkan, sudut pandang, mencerahkan, perspektif, mengungkapkan, tampak bagiku, meneropong, terang-ibarat-kristal, fokus, cemerlang, bersemangat, pandangan dari atas, pendek akal, suka pamer.
g)      Aktivitas kreatif:menulis, menggambar, melukis, merancang (mendesain), melukis di udara.
h)      Menangani proyek-proyek dengan merencanakan sebelumnya, meneliti “gambaran menyeluruh”. Mengorganisasikan rencana permainan dengan menghimpun daftarnya lebih dahulu. Berorientasi detail
i)        Cenderung berbicara cepat tetapi mungkin cukup pendiam di dalam kelas.
j)        Berhubungan dengan orang lain lewat kontak mata dan ekspresi wajah.
k)      Saat diam suka melamun atau menatap ke angkasa.
l)        Menjalankan bisnis atas dasar hubungan personal antar wajah.
m)    Punya ingatan visual bagus, ingat dimana meninggalkan sesuatu beberapa hari yang lalu.
n)      Merespon lebih bagus ketika Anda perlihatkan sesuatu ketimbang cerita tentangnya.

2)      Gaya Belajar Auditori
Gaya belajar ini akan mudah menyerap informasi melalui segala jenis bunyi dan kata, baik yang diciptakan maupun yang pernah didengar. Apa yang didengar siswa yang mempunyai gaya belajar ini akan sangat berpengaruh terhadap proses belajarnya, seperti nada, musik, irama, dialog maupun suara. Menurut Prasnig (2007), gaya belajar auditori  belajar melalui mendengar, berbicara dan berdialog “batin”.
Menurut DePorter dan Hernacki yang diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman (2013: 134), seseorang yang memiliki gaya belajar ini mempunyai ciri sebagai berikut :
a)       Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja.
b)      Mudah terganggu oleh keributan.
c)       Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan yang ada di buku ketika membaca.
d)      Senang membaca dengan keras dan mendengarkan.
e)       Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama dan warna suara.
f)       Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita.
g)      Berbicara dalam irama yang terpola.
h)      Biasanya pembicara yang fasih.
i)        Lebih suka musik daripada seni.
j)        Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat.
k)      Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar.
l)        Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain.
m)    Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya.
n)      Lebih suka gurauan lisan daripada komik.

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Rose dan Nicholl  (2003: 133), bahwa orang yang mempunyai gaya belajar auditori mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a)       Suka mendengar  radio, musik, sandiwara, drama, atau lakon, debat (Anak-anak auditori suka cerita yang dibacakan kepadanya dengan berbagai ekspresi).
b)      Ingat dengan baik nama orang. Bagus dalam mengingat fakta. Suka berbicara dan punya perbendaharaan kata luas.
c)       Menerima dan memberikan penjelasan arah dengan kata-kata (verbal) – “Ambil arah kiri dan berjalanlah kira-kira dua blok sebelum belok ke kanan”. Senang menerima instruksi secara verbal
d)      Selera pakaian: yang penting label! Mengetahui siapa perancangnya dan dapat menjelaskan pilihan pakaiannya.
e)       Mengungkapkan emosi secara verbal melalui perubahan nada bicara atau vokal.
f)       Menggunakan kata-kata dan ungkapan-ungkapan seperti: kedengarannya benar, membangkitkan lonceng, mendengar apa yang Anda katakan, seperti musik bagi telinga saya, ceritakan, dengarkan, pesan tersembunyi (tersirat), panggil, lantang dan jelas, omong kosong, alasan/nalar, lebih dari cukup, teguran, ungkapkan diri anda, cara berbicara, memberi perhatian, berkata benar, lidah kelu, tulikan telinga.
g)      Aktivitas kreatif: menyanyi, mendongeng (mengobrol apa saja), bermain musik, membuat cerita lucu, berdebat, berfilosofi.
h)      Menangani proyek-proyek dengan berpijak pada prosedur, memperdebatkan masalah, mengatasi solusi verbal.
i)        Berbicara dengan kecepatan sedang. Suka bicara bahkan di dalam kelas.
j)        Berhubungan dengan orang lain lewat dialog, diskusi terbuka.
k)      Dalam keadaan diam suka bercakap-cakap dengan dirinya sendiri atau bersenandung.
l)        Suka menjalankan bisnis melalui telepon.
m)    Cenderung mengingat dengan baik dan menghafalkan kata-kata dan gagasan-gagasan yang pernah diucapkan.
n)      Merespon lebih baik tatkala mendengar informasi ketimbang membaca.

3)   Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar ini akan mudah menyerap informasi melalui segala jenis gerak dan emosi, baik yang diciptakan maupun yang diingat (pernah dilakukan). Gerakan koordinasi tanggapan emosional dan kenyamanan fisik sangat berpengaruh terhadap siswa yang memiliki modalitas ini. Menurut Prashnig (2007), peserta didik dengan gaya belajar kinestetik belajar dengan cara melakukan dan merasakan.
Menurut DePorter dan Hernacki yang diterjemahkan oleh Alwy Abdurrahman (2013: 118), seseorang yang mempunyai gaya belajar kinestetik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a)   Berbicara dengan perlahan
b)  Menanggapi perhatian fisik
c)   Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
d)  Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
e)   Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
f)   Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
g)  Belajar melalui memanipulasi dan praktik
h)  Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
i)    Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
j)    Banyak menggunakan isyarat tubuh
k)  Tidak dapat duduk diam dalam waktu  lama
l)    Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika meraka memang telah pernah berada di tempat itu
m)Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
n)  Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot –mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
o)  Kemungkinan tulisannya jelek
p)  Ingin melakukan segala sesuatu
q)  Menyukai permainan yang menyibukkan

Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Rose dan Nicholl yang diterjemahkan oleh Dedy Ahimsa (2003: 133) bahwa ciri-ciri orang dengan gaya belajar kinestetik adalah sebagai berikut
a)       Menyukai kegiatan aktif, baik sosial maupun olahraga, seperti menari dan lintas alam.
b)      Ingat kejadian-kejadian; hal-hal yang terjadi
c)       Memberikan dan menerima penjelasan arah dengan mengikuti jalan yang dimaksud – “Lebih mudah apabila Anda mengikuti saya saja.”
d)      Selera pakaian: Nyaman dan “rasa” bahan lebih penting daripada gaya.
e)       Mengungkapkan emosi melalui bahasa tubuh – gerak/nada otot.
f)       Menggunakan kata dan ungkapan seperti : merasa menyentuh, menangani, mulai dari awal, menaruh kartu di meja, meraba, memegang, memetik dawai, medidihkan, bergandeng tangan, mengatasi, menahan, tajam laksana pisau.
g)      Aktivitas kreatif: kerajinan tangan, berkebun, menari, berolahraga.
h)      Menangani proyek langkah demi langkah. Suka menggulung lengan bajunya dan terlibat secara fisik.
i)        Berbicara agak lambat.
j)        Berhubungan dengan orang lain lewat kontak fisik, mendekatkan/akrab, menyentuh.
k)      Dalam keadaan diam selalu merasa gelisah, tidak bisa duduk tenang.
l)        Suka melakukan urutan seraya mengerjakan sesuatu, suka berjalan saat bermain golf.
m)    Ingat lebih baik menggunakan alat bantu belajar tiga dimensi.
n)      Belajar konsep lebih baik dengan menangani objek secara fisik (contoh: Dalai lama dan arlojinya).

Bandler dan Grinder menyatakan bahwa “meskipun kebanyakan orang memiliki akses ke ketiga gaya belajar yaitu visual, auditori dan kinestetik, hampir semua orang cenderung pada salah satu gaya belajar yang berperan sebagai saringan untuk pembelajaran, pemrosesan dan komunikasi” (DePorter dan Hernacki, 2013: 113). Sehingga dalam proses pembelajaran siswa hanya akan cenderung menggunakan satu macam gaya belajar saja, akan tetapi tidak menghilangkan gaya belajar lain yang dimilikinya. Dengan kata lain, hanya satu macam gaya belajar yang sering digunakan dalam proses pembelajaran.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Masing-masing gaya belajar siswa memili ciri-ciri yang berbeda. Dengan demikian, guru dalam pembelajaran diharapkan memahami karakteristik gaya belajar siswa dan menerapkan model pembelajaran yang dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar yang dimiliki siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar